Google Translate
Jumat, 10 Agustus 2012
IM2 Dukung E-commerce Melalui Tokoon.com
JAKARTA - Mendukung pertumbuhan e-commerce di Indonesia sekaligus membantu Usaha Kecil Menengah untuk memasarkan produknya, PT Indosat Mega Media (IM2) meluncurkan Tokoon.com. Platform belanja online yang telah diluncurkan sejak akhir Juni 2012 ini memberikan berbagai keuntungan bagi merchant (sebutan pedagang di Tokoon.com).
Para merchant Toko Online dapat menikmati berbagai fasilitas gratis seperti kapasitas 1GB, template toko dengan nama subdomain dapat ditentukan sendiri, dan pelatihan di kantor IM2. "Merchant (di Tokoon.com) saat ini sudah ada sekitar 400. Mereka tidak hanya berasal dari pulau Jawa, tetapi juga kota lainnya di luar pulau jawa," ujar General Manager Adjacent Business Development IM2, Thalhah Fakhrizal di Jakarta, Rabu sore (8/8/2012).
Ia mengatakan, perusahaan menginvestasikan sebesar 10 miliar rupiah untuk tahap development dan tes pasar. Barang-barang yang dijual bermacam-macam, mulai dari pakaian, kerajinan, sepatu serta kuliner yang dijual dengan harga umumnya di bawah Rp1 juta.
Saat ini Tokoon.com gencar melakukan pendekatan pada UKM di beberapa kota di Indonesia. Salah satu pembeda Tokoon.com dengan penyedia e-commerce lainnya adalah proses pendampingan yang dilakukan Tokoon.com.
"Sesuai konsep bahwa Tokoon.com diperuntukkan UKM, yang umumnya masih sangat terbatas paparannya terhadap teknologi internet. Mulai dari membuka akun, mengunggah foto sampai dengan transaksi harus betul-betul diberikan pendampingan secara mendalam," terangnya.
Untuk meningkatkan penjualan, toko freemium tersebut diintegrasikan juga dengan e-marketplace Tokoon.com, dimana IM2 akan melakukan teknik-teknik digital marketing. Selain membangun kompetensi di bidang e-commerce, IM2 juga membangun kompetensi baru di bidang digital marketing melalui Tokoon.com.
Pada e-marketplace Tokoon.com, disediakan fasilitas transaksi atau pembayaran yang memberikan keamanan dan kenyamanan baik kepada merchant maupun pembeli. Untuk pengiriman barang, perusahaan telah bekerjasama dengan jasa pengiriman barang, JNE.
Untuk memperkuat bisnis Indosat ke depan, Tokoon.com merupakan salah satu layanan yang ditawarkan dalam paket SME Indosat. Pembayaran Tokoon.com juga akan diintegrasikan dengan layanan "Dompetku" dari Indosat, sehingga diharapkan bisa membantu peningkatan jumlah transaksi "Dompetku".
Dalam upaya IM2 menuju bisnis Media Digital, Tokoon adalah langkah awal untuk pengumpulan konten lokal yang nantinya akan diperkuat oleh layanan IM2 berikutnya, yakni Blog Aggregator, Online Forum dan Online Advertising Network.
"Seiring peningkatan merchant dan trafik, IM2 akan terus melahirkan aplikasi-aplikasi untuk mengoptimalkan pelayanan di Tokoon.com. Salah satunya adalah aplikasi yang akan kami tanam di mobile dan akun media sosial," jelasnya.
Fiber Optik Ideal Penuhi Kebutuhan Akses Broadband
JAKARTA – Pemerintah diharapkan bisa memfasilitasi tersedianya jaringan dan akses broadband yang terjangkau. Untuk memenuhi kebutuhan akses broadband bukan hanya bertumpu pada mobile data, tapi juga diperlukan pembangunan fiber optik.
Menurut data Cisco Visual Network Index, traffick data secara global diperkirakan tumbuh 356 persen per bulan pada 2016 mendatang dan kebutuhan bandwith transmisi yang sangat tinggi akan terjadi baik di global atau pun Indonesia.
Dari pertumbuhan yang drastis itu, fixed Internet menyumbang kontribusi terbesar, dibandingkan mobile data dan managed IP. “Dari data itu dilihat bahwa traffic mobile dan fixed data akan tumbuh pesat secara bersamaan. Di Indonesia pun diyakini akan terjadi tren yang sama,” kata Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi di acara diskusi “Mencari Format Penggunaan Dana USO yang Ideal” di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis malam (9/8/2012).
Namun masalahnya, kata Hasnul, kebutuhan akses broadband saat ini ditumpukan pada jaringan mobile data. “Pada beberapa tahun mendatang, seberapa cepat pun pertumbuhan mobile data, tetap saja lebih dari 70 persen kebutuhan broadband adalah fixed data yang berasal dari rumah-rumah dan perkantoran,” jelasnya.
Karena itu Indonesia pun diharapkan untuk melakukan pembangunan jaringan serat optik ke rumah (FTTH). Diusulkan untuk pembangunan FTTH, kata Hasnul, bisa menggunakan dana Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO).
“Jaringan tersebut bisa dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan pemenang tender secara open access, artinya tebtuka bagi operator lain untuk menawarkan jasa dan melayani pelanggannya dengan membayar sewa yang disetujui pemerintah,” terangnya.
“Sebaiknya pembangunan (FTTH) dilakukan di daerah perkotaan terlebih dahulu mengingat tingkat kepadatan penduduk yang bisa mendukung penetrasi fiber optik,” pungkasnya.
Menurut data Cisco Visual Network Index, traffick data secara global diperkirakan tumbuh 356 persen per bulan pada 2016 mendatang dan kebutuhan bandwith transmisi yang sangat tinggi akan terjadi baik di global atau pun Indonesia.
Dari pertumbuhan yang drastis itu, fixed Internet menyumbang kontribusi terbesar, dibandingkan mobile data dan managed IP. “Dari data itu dilihat bahwa traffic mobile dan fixed data akan tumbuh pesat secara bersamaan. Di Indonesia pun diyakini akan terjadi tren yang sama,” kata Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi di acara diskusi “Mencari Format Penggunaan Dana USO yang Ideal” di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis malam (9/8/2012).
Namun masalahnya, kata Hasnul, kebutuhan akses broadband saat ini ditumpukan pada jaringan mobile data. “Pada beberapa tahun mendatang, seberapa cepat pun pertumbuhan mobile data, tetap saja lebih dari 70 persen kebutuhan broadband adalah fixed data yang berasal dari rumah-rumah dan perkantoran,” jelasnya.
Karena itu Indonesia pun diharapkan untuk melakukan pembangunan jaringan serat optik ke rumah (FTTH). Diusulkan untuk pembangunan FTTH, kata Hasnul, bisa menggunakan dana Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO).
“Jaringan tersebut bisa dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan pemenang tender secara open access, artinya tebtuka bagi operator lain untuk menawarkan jasa dan melayani pelanggannya dengan membayar sewa yang disetujui pemerintah,” terangnya.
“Sebaiknya pembangunan (FTTH) dilakukan di daerah perkotaan terlebih dahulu mengingat tingkat kepadatan penduduk yang bisa mendukung penetrasi fiber optik,” pungkasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)